Di tengah munculnya perubahan iklim yang akhir-akhir ini banyak menjadi perbincangan, pasti kita juga sudah pernah mendengar pembahasan mengenai carbon footprint alias jejak karbon. Seperti yang kita tahu, jejak karbon dihasilkan dari aktivitas-aktivitas yang kita lakukan sehari-hari, mulai dari mencuci baju, berkendara, sampai menggunakan air bersih.
Nah, maka dari itu, jejak karbon pun akan memberikan dampak yang dapat dirasakan, baik oleh lingkungan maupun oleh kita sebagai manusia. Mau tahu apa saja? Penjelasan mengenai 6 dampak jejak karbon ini akan memberikan jawabannya!
1. Munculnya bencana alam dan cuaca yang ekstrim
Ketika kita meninggalkan jejak karbon yang tinggi, maka dampak negatif yang dirasakan oleh bumi juga akan semakin besar. Soalnya, jejak karbon akan menyebabkan naiknya suhu bumi sehingga suhu tersebut membuat cuaca menjadi ekstrim, salah satunya pada kemunculan badai tropis alias siklon serta bermacam-macam bencana alam, seperti banjir maupun kekeringan.
2. Produksi rantai makanan mengalami perubahan
Ternyata, jejak karbon bukan hanya mempengaruhi cuaca dan kemunculan bencana alam, melainkan juga terjadinya perubahan pada produksi rantai makanan. Sebab, aka tanaman-tanaman yang proses pertumbuhannya menjadi sulit. Sebagai contoh, terdapat padi yang sulit ditanam karena cuaca semakin panas. Alhasil, daerah tersebut mengalami gagal panen dan tidak bisa memproduksi beras.
3. Memperluas penyebaran penyakit
Banyaknya jejak karbon yang kita hasilkan pun akan berpengaruh pada kesehatan tubuh kita, dalam hal ini ialah resiko penyebaran penyakit menular seperti malaria. Akibat pergeseran wilayah tropis ke subtropis semakin meluas, maka penyakit yang muncul di daerah tropis pun akan tersebar ke berbagai daerah.
4. Kerusakan ekosistem di laut
Carbon footprint pun ternyata memberikan dampak negatif pada kehidupan di laut. Soalnya, ketika gas emisi yang diserap laut semakin banyak, maka kadar asam pun akan semakin tinggi. Keadaan ini akan berdampak pada kerusakan ekosistem di laut yang kemudian membuat hewan-hewan laut sulit untuk bertahan hidup.
5. Es di kutub mencair
Ketika suhu di bumi naik akibat jejak karbon yang tinggi, maka lapisan es di kutub pun akan terdampak karena mengalami penipisan. Soalnya, ekosistem yang ada di kutub akan mengalami gangguan. Hal ini pun berdampak pada kenaikan permukaan di laut.
6. Air bersih berkurang
Jumlah air bersih di bumi pun akan berkurang ketika jejak karbon meningkat. Soalnya, jejak karbon yang tinggi akan membuat suhu bumi bertambah, begitu pula halnya dengan permukaan air laut. Nah, ketika air bersih sudah menipis, tentu saja hal ini akan berdampak pada kekeringan.
Lantas, hal apa sih yang dapat kita lakukan untuk mengurangi jejak karbon yang dihasilkan manusia? Tentu saja, kita harus melakukan perubahan dari dalam diri kita sendiri, yakni melalui gaya hidup zero waste. Hal tersebut bisa diterapkan melalui banyak hal, seperti mengurangi konsumsi bahan makanan import dan mulai menggunakan makanan lokal.
Selain itu, kita juga dapat memulai kebiasaan sederhana seperti membawa tas belanja sendiri ketika pergi ke pasar maupun ke toko lainnya. Kemudian, memperbanyak konsumsi buah dan sayur pun dapat menjadi solusi yang tepat. Ada pula jenis-jenis makanan yang memiliki jejak karbon tinggi, seperti daging atau kopi yang konsumsinya bisa mulai kita kontrol. Menanam pohon pun dapat kita lakukan untuk menghasilkan oksigen. Ketika kita ingin bepergian pada jarak kurang dari 2 km, maka kita bisa melakukannya dengan cara jalan kaki atau menggunakan sepeda.