Hindari Kesalahan Ini Agar Tidak Terjadi Drama Saat Rekrutmen

Proses rekrutmen memang sering kali menimbulkan drama baik bagi kandidat maupun recruiter. Terutama bagi recruiter yang harus menyeleksi kandidat dengan berbagai karakter orang yang berbeda-beda.

Terkadang ada juga kesalahan-kesalahan yang dibuat recruiter sehingga menimbulkan beberapa drama saat perekrutan. Berikut ini beberapa kesalahan oleh recruiter yang sebaiknya dihindari:

1. Tidak mengantisipasi perubahan kultur

Karyawan berkualitas tinggi pun tetap bisa meninggalkan perusahaan dalam hitungan bulan. Kamu jangan kaget dengan hal ini. Sebab, saat perusahaan merekrut puluhan karyawan, bisa jadi kemudian muncul perubahan budaya kerja di kantor. Terlebih di perusahaan startup yang sedang berkembang. Jika hal seperti ini terjadi, karyawan bisa saja mencari kenyamanan bekerja di perusahaan lain.

2. Membuat deskripsi pekerjaan yang tidak akurat

Ketika seorang perekrut diminta untuk mempekerjakan karyawan baru, dia harus memiliki deskripsi yang jelas tentang kriteria kandidat yang ingin dipekerjakan, seperti skill dan experiences yang harus dimiliki. Semua itu sebaiknya tertuang secara rinci dalam deskripsi pekerjaan. Tanpanya, perekrut akan kesulitan menemukan kandidat yang sesuai dengan harapan untuk posisi tersebut.

Di sisi pelamar, calon karyawan memerlukan deskripsi pekerjaan khusus untuk memutuskan apakah posisi tersebut sesuai dengan kualifikasi dan karier yang diinginkan. Deskripsi pekerjaan yang ditulis dengan baik dan akurat akan memastikan bahwa kandidat yang paling relevan dan memenuhi syarat melamar pekerjaan tersebut.

3. Terlalu mengandalkan wawancara

Beberapa perusahaan hanya mengandalkan wawancara untuk mengevaluasi kandidat yang menurut mereka potensial. Dalam bukunya tahun 2015, eksekutif senior Google, Laszlo Bock mengatakan, “Kebanyakan wawancara adalah buang-buang waktu,” karena pewawancara dapat menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk mencoba mengkonfirmasi kesan yang mereka bentuk dari pelamar.

Seorang kandidat dapat mengatakan atau melakukan apa saja untuk mendapatkan pekerjaan yang kamu tawarkan. Pertimbangkan untuk memberinya tes atau latihan untuk mengetahui bagaimana kinerjanya, misalnya tes rekrutmen untuk mengungkapkan seberapa baik dia dalam merencanakan, mengatur, memprioritaskan, dan berkomunikasi.

4. Bersikap diskriminatif

Rekrutmen bergantung pada kemampuan kamu dalam mengambil keputusan, artinya kamu harus menghindari bias yang tidak disadari. Tanpa disadari, kamu mungkin melakukan kesalahan dalam rekrutmen ini, yaitu mendiskriminasi kandidat tertentu demi orang-orang yang memiliki latar belakang, kelas sosial, etnis, usia, atau jenis kelamin yang sama denganmu. Menerima kandidat terlepas dari karakteristik apa pun itu berarti memiliki kumpulan kandidat berbakat yang lebih besar yang berkesempatan untuk direkrut, sehingga meningkatkan peluang kamu untuk merekrut orang terbaik untuk pekerjaan itu.

5. Menolak kandidat yang overqualified

Kamu mungkin menolak kandidat yang overqualified dengan alasan takut kandidat tersebut akan bosan dan meninggalkan perusahaanmu untuk tantangan yang lebih besar di tempat lain. Tetapi orang-orang yang sangat berpengalaman dan berbakat ini mungkin memiliki keterampilan dan kemampuan yang bisa membantu kamu mengembangkan tim, meskipun nantinya mereka tidak akan bertahan lama.

Selain itu, kamu juga bisa memikirkan tentang peluang pengembangan, kemajuan, atau penghargaan apa yang mungkin bisa kamu tawarkan untuk kandidat tersebut agar tetap bertahan dan loyal kepada perusahaan.

Berbagai drama saat perekrutan dapat dihindari dengan menggunakan bantuan tools recruiter. Pilihlan tool untuk recruiter terbaik yang akan membantu proses rekrutmen menjadi lebih efektif. Shortlyst dapat dilipih untuk membantu proses rekrutmen minim drama. Shortlyst akan memberikan 600 juta lebih profil kandidat yang bisa diakses dari seluruh dunia. Dapat diintegrasikan ke berbagai platform seperti LInkedIn, bahkan nantinya akan mampu terintegrasi ke Slack, email, WhatsApp, dan lainnya.

Shortlyst telah menggunakan teknologi AI yang cerdas dan efisien untuk membantu rekrutmen. Didukung oleh berbagai fitur sehingga proses perekrutan dilakukan layaknya bekerja dalam tim, bisa saling tag antara kandidat dan rekruter, dan fitur-fitur lain yang memudahkan proses perekrutan.

Semua itu bisa didapatkan dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari 23 USD, atau hanya 5% dari harga software serupa yang disediakan LinkedIn.