Rematik adalah penyakit autoimun yang membuat sistem kekebalan tubuh menyerang membran pelindung sendiri, terutama sendi tangan dan kaki. Akibatnya, penyakit ini dapat menyebabkan radang dan rasa nyeri, kaku, serta bengkak pada sendi di area tersebut.
Selain itu, berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), penderita rematik di Indonesia mencapai 23,8 persen pada 2016 lalu. Untuk dapat mencegahnya, waspadai faktor-faktor penyebab munculnya rematik berikut ini.
1. Infeksi
Hasil studi Universitas John Hopkins yang dipublikasi pada Desember 2016 dalam jurnal Science Translational Medicine, menyebutkan jika bakteri yang biasanya menyebabkan radang kronis pada gusi juga dapat memicu munculnya rematik. Hal ini karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans tersebut dapat meningkatkan produksi protein penyebab rematik.
2. Virus Epstein-Barr
Virus Epstein-Barr (EPV) merupakan jenis virus yang biasanya menyebabkan mononukleosis atau kelenjar demam. Menurut Cleveland Clinic, penderita rematik umumnya memiliki kadar antibodi penangkal virus Epstein-Barr yang lebih tinggi daripada orang lain.
Namun, virus ini bukanlah satu-satunya yang dapat menyebabkan rematik. Terdapat pula jenis virus lainnya seperti retrovirus dan parvovirus B19 yang biasanya menyebabkan fifth disease.
3. Rokok
Studi yang dilakukan Arthritis Research and Therapy menemukan fakta bahwa sedikit saja asap rokok dapat meningkatkan risiko seseorang terkena rematik. Hasil studi ini juga menunjukkan jika merokok setiap hari bisa membuat perempuan dua kali lebih besar berisiko terkena rematik.
4. Luka berat
Berdasarkan hasil studi yang dirilis jurnal Open Access Rheumatology, luka berat pada tubuh dapat memicu munculnya radang yang mengarah pada rematik. Hal ini juga diperkuat dengan anggapan para ahli yang mengatakan jika luka berat merupakan salah satu faktor penyebab utama munculnya rematik. Namun, biasanya luka berat tidak secara langsung memicu munculnya rematik.
5. Obesitas
Menurut Arthritis Foundation, sekitar 2/3 penderita rematik mengalami obesitas atau overweight. Sehingga, semakin berat tubuh seseorang, maka akan semakin parah juga rematik yang dideritanya.
Hal ini karena lemak dalam tubuh menghasilkan protein sitokin yang berpotensi memicu radang. Selain itu, obat rematik yang dikenal dengan DMARDs (disease-modifying anti-rheumatic drugs) juga terbukti kurang efektif setelah dipakai lebih dari satu tahun pada penderita rematik yang obesitas.
6. Gangguan hormon
Selain beberapa faktor di atas, ternyata hormon juga bisa menjadi penyebab munculnya rematik. Sebab, dibanding pria, penderita rematik lebih banyak berjenis kelamin wanita.
Bahkan, menurut pihak American College of Rheumatology, sekitar 75 persen dari penduduk Amerika yang menderita rematik adalah wanita. Sehingga para ahli menyimpulkan jika kadar hormon estrogen yang dimiliki perempuan turut meningkatkan risiko munculnya rematik.
7. Polutan
Penyebab rematik yang terakhir berasal dari faktor eksternal tubuh, yakni polutan yang dihasilkan dari kondisi lingkungan yang buruk dan penuh polusi. Sebab, faktor lingkungan yang buruk dapat memicu infeksi oleh virus atau bakteri sehingga menyebabkan sistem kekebalan tubuh salah arah dan menyerang tubuh sendiri. Menurut para ahli, sumber polusi seperti asap rokok, udara kotor, insektisida, serta paparan zat tertentu dari udara seperti silika dan asbes dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena rematik.
Itu dia beberapa penyebab munculnya rematik yang patut kamu waspadai. Oleh karena itu, jika kamu merasa ada yang salah dengan kesehatan tubuhmu segera periksakan diri ke dokter ya!